BERMAIN PLAYDOUGH
Bermain 
playdough adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk perkembangan otak anak. Bunda bisa mengenalkan berbagai macam konsep melalui 
 playdough, antara lain : tekstur, warna, ukuran, serta merangsang kreativitas (anak berlatih untuk menciptakan sesuatu).
BAHAN :
- 2 cup tepung terigu
- 1 cup garam
- 1 sdm minyak goreng
- 1 cup air
- pewarna makanan berbagai macam
ALAT :- Berbagai cetakan
- Pisau plastik
- Rolling pins
- cotton buds
CARA :- Campurkan semua bahan, uleni sampai kalis (tidak menempel di tangan)
- Tambahkan minyak, jika adonan terlalu keras
- Ambil pewarna dengan cottonbuds, tempelkan pada adonan, kemudian campur pewarna dan adonan tersebut sampai warna rata
- Bentuk sesuai keinginan
CATATAN UNTUK BUNDA :
Aspek perkembangan yang dirangsang oleh materi ini:
a. Motorik halus    :
Ketika membuat bentuk-bentuk  tertentu 
playdough, anak akan banyak melakukan aktivitas meremas, menekan dan memotong, yang berfungsi untuk  merangsang motorik halusnya.
b. Bahasa                  :
Sambil bermain, Bunda bisa mengenalkan berbagai macam kata  baru dan konsep pada anak. 
Playdough merupakan  aktivitas menyenangkan bagi sebagian besar anak. Dalam pengenalan  konsep, sebisa mungkin Bunda harus membuat suasana menyenangkan. Ajak  anak untuk terlibat aktif, mulai dari membuat bahan dasar 
playdough sampai membuat bentuk tertentu. Kenalkan setiap jenis bahan yang dipakai misalnya “kakak, hari ini kita mau main 
playdough, bahannya apa saja ya? Ada tepung terigu, air, minyak,..(dst)”.
Bunda juga bisa mengenalkan berbagai macam bentuk dasar seperti  lingkaran, segitiga, dan kotak. Bunda boleh sekaligus mengenalkan warna  ketika mengenalkan bentuk “ wah..kakak, ayo kita bikin kotak,  hm…warnanya apa ya? Gimana kalau kuning”
“selanjutnya, kita bikin lingkaran berwarna hijau ya”
Sesekali Bunda bisa membiarkan anak memutuskan apa yang ingin  dibuatnya dan bentuk apa yang dia inginkan. Agar anak punya “rasa  memiliki” terhadap aktivitas dia saat itu, juga mengasah ketrampilan  anak untuk mengambil keputusan dan mengungkapkan keinginan.
c. Sosial                     : belajar berbagi (bila bermain bersama)
d. Emosi                    : 
playdough juga bisa menjadi  sarana untuk menanamkan berbagai macam perilaku positif kepada anak,  mengajari anak untuk bersabar, tekun, dan bangga akan hasil karyanya.  Sebagai contoh, ketika Bunda dan si kecil membuat pinguin dari 
playdough,  Bunda bisa membuat bentuk-bentuk dasar berupa tangan dan kaki. Saat si  kecil ingin menyambungkan tangan penguin tersebut ke badannya, tanpa  sengaja, si kecil menekan terlalu keras, hingga tangan pinguin gepeng.  Si kecil kecewa, dan marah, bahkan kadang sampai enggan untuk meneruskan  pekerjaanya (ini biasanya dialami anak usia 2-4 tahun). Bunda bisa  mengarahkan si kecil untuk meneruskan prakaryanya hingga selesai.
“wah..tangan pinguinnya gepeng yang sayang…”
“tidak apa-apa sayang, kita bisa bikin tangan pinguin yang baru”
Ketika anak menuruti perkataan bunda dan memutuskan untuk membuat tangan penguin baru, bunda bisa memberikan apresiasi:
“Wah, Subhanallah, ternyata kakak anak yang sabar dan tekun,  Alhamdulillah, pinguinnya selesai dan bagus sekali, selamat ya kakak..”
e. Kognitif                       :
Menstimulasi kognisi anak melalui 
playdough bisa dilakukan  dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengklasifikasikan bentuk,  warna dan ukuran yang benda-benda yang dibuat dengan 
playdough.  Bunda juga bisa mengenalkan angka, mengajari berhitung, bahkan  mengajari anak menakar, ketika Bunda mengambil tepung untuk membuat 
playdough.
TRIK DAN TIPS:
Gunakan bahasa yang dipahami anak, sesuai usia anak.  Usahakan anak terlibat dalam setiap tahapan pembuatan 
playdough.  Sebaiknya Bunda mengetahui sejauh mana pemahaman anak terhadap sebuah  kalimat. Khusus untuk anak di bawah tiga tahun (yang notabene masih  terbatas kemampuan komunikasinya), Bunda bisa mengecek dengan memberikan  perintah sederhana kepada anak, jika anak bisa menurutinya, Bunda bisa  memberikan perintah yang setingkat lebih sulit. Sebaiknya digunakan  kalimat ajakan, agar anak lebih nyaman, dan merasa bermain dengan teman.  Misalnya
“ ayo kita ambil pisau di atas meja” jika anak bisa mengerjakannya, Bunda bisa memberikan perintah yang lebih rumit, misalnya
“ayo kita ambil pisau di atas meja, lalu kita simpan di karpet bermain kakak ya..”
Jika anak belum bisa memahami perkataan Bunda, gunakan bahasa yang lebih sederhana.
Ingat untuk selalu memberikan apresiasi kepada anak, ketika anak  berhasil melakukan sesuatu. Apresiasi berguna untuk menumbuhkan rasa  percaya diri anak. Apresiasi ini bisa berupa pujian yang mengarah kepada  anak langsung, misalnya (wah, anak pintar, anak sholeh, dll.), atau   bisa juga apresiasi yang menyertakan nilai Ke-Tuhan-an, misalnya  “Alhamdulillah, kakak berhasil membuat tangan pinguin).
CATATAN LAIN :
- Semua stimulasi yang diberikan ketika bermain  playdough,  harus disesuaikan dengan tahapan tumbuh kembang anak. Bunda tidak perlu  menuntut anak untuk langsung bisa mengklasifikasikan warna, mengenali  bentuk, dll. Untuk anak usia pra-sekolah, semua aktivitas bersifat  pengenalan dan eksplorasi, sebaiknya dampingi anak untuk bisa  bereksplorasi dan bereksperimen sebanyak-banyaknya. Buat suasana bermain  semenyenangkan mungkin. Anak balita cenderung tidak betah berlama-lama  dengan satu aktivitas, selama bermain playdough Bunda bisa  mengajak anak bernyanyi, melompat, atau berlari (lomba mengambil cetakan  misalnya). Selanjutnya akan sangat bergantung pada kreasi Bunda   
- Karena playdough terbuat dari bahan makanan, aman jika  termakan (asiin banget). Sebelum mulai membuat prakarya dengan  playdough, bunda bisa memberi pengertian bahwa, playdough  bukan  makanan, tapi mainan.
DAFTAR ACUAN :
Manfaat bermain playdough :
Resep Playdough Homemade :
Berbagai bentuk yang dapat dibuat dari playdough :