Apakah si buah hati sering tak menuruti kata-kata anda? Mungkin timbul pertanyaan dalam hati, apakah ia memang tidak mau menuruti atau ia malah tidak paham apa yang anda sampaikan. Jangan langsung menyalahkan si buah hati dengan perkataan nakal, suka membantah, atau lain sebagainya. Mungkin sekali cara berbicara andalah yang menjadi penyebabnya. Kalau itu terus diterapkan, maka bisa jadi timbul kesalahpahaman. Si anak bisa berperilaku sering mogok dan ngambek. Bahkan boleh jadi mempengaruhi perkembangan bicara dan kecerdasan anak.
Berikut adalah beberapa cara keliru yang sering dilakukan oleh orangtua dalam berkomunikasi dengan si buah hati.
- Orang tua berbicara dengan formulasi kalimat yang rumit dan bertele-tele. Pernahkah anda berkata kepada si buah hati "Kakak, Sudah dong, jangan ganggu adikmu! nanti bunda tidak senang kepada kakak kalau kakak tidak berhenti mengganggu adik bayi. Adik bayi akan menangis terus kalau diganggu". Jangankan anak, orang dewasa pun akan bingung dan heran jika tak benar benar menyimak perkataan anda tadi. Cukup ambil intinya saja. Katakan " Kakak, tolong berhenti mengganggu adik." dan saat mengatakan, cobalah tatap mata anak dan mintalah ia memusatkan perhatian pada apa yang anda katakan. Karena anak lebih mudah memahami kalimat sederhana, maka katakanlah yang inti saja.
- Berbicara terlalu cepat dan tanpa intonasi. Kesalahan yang sering dilakukan adalah berbicara terlalu cepat dan tanpa intonasi. Semua dikatakan dengan intonasi tinggi atau sebaliknya. Sehingga balita menjadi bingung dengan inti pesan yang disampaikan. Agar bisa berbicara efektif kepada balita, sebaiknya kata diucapkan perlahan, tegas dan berintonasi. Misalnya, mengajak balita mandi karena hari sudah sore. "Sudah sore. Adik, kita mandi yuk !" Penekanan pada kata "mandi" akan membuat balita lebih mudah menangkap pesan anda. "Mandi, yuk !" "Mandi...," demikian biasanya jawaban si kecil terhadap kalimat yang memiliki penekanan pada kata "mandi".
- Informasi yang diberikan terlalu padat dan banyak. Ketika anda hendak menyampaikan sebuah pesan penting, mungkin saja saatnya tidak tepat. Contohnya, ketika anda sedang bertamu ke rumah seorang kerabat yang senang mengoleksi berbagai wadah kristal. Lalu, si kecil berulah dengan mencoba merebut perhatian orang-orang yang baru dijumpainya. Tentunya perasaan gregetan akan dirasakan oleh orangtua terhadap anak tersebut. Sehingga kata-kata yang keluar dari mulut orangtua biasanya omelan yang tiada mengenal tanda "titik" atau "koma". Apalagi kalau disampaikan pada saat anak tersebut berlari kesana kemari. Tentu komunikasi yang terjadi tidak akan efektif.
- Terlalu sering menggunakan kata dan perintah. Kesalahan orang tua pada umumnya adalah ketika waktu yang tersedia sagat singkat dan kesabaran sudah habis, kalimata perintah atau instruksi akan sering anda ulang. Mengulang ulang sebuah ujaran, instruksi atau larangan, akan sangat berbahaya bila tidak siap dengan sikap antisipatif dengan perilaku anak yang bersifat menguji. Cukup katakan sekali saja, dengan tegas, singkat, dan suara yang lembut dalam situasi yang tepat agar si kecil siap menerima pesan. Tak perlu dengan suara yang besar dan dapat menimbulkan rasa takut. Cara itu malah bisa membuat bayi menjadi takut dan tak mengerti maksud anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar